lunes, 27 de agosto de 2012

Prediksi Togel Jitu Hongkong 28 Agustus 2012

Prediksi Togel Jitu Hongkong 28 Agustus 2012  - Angka Main Togel Hongkong 28 Agustus 2012 . buat anda yang sedang cari Prediksi Togel Hongkong bisa anda dapatkan disini, jadi langsung aja dech sobat simak Prediksi Togel Hongkong Agustus 2012 :

Prediksi Togel Hongkong Update Agustus 2012 - Hari ini | Perkiraan Togel Hongkong Update Agustus 2012 | Angka Keluar Togel Hongkong Agustus 2012 | Angka Jitu Togel Hongkong

Kepala : 173
Ekor : 294
Colok Bebas : 64 28 48 26 05
Angka Wajib : 2

Sekain info Prediksi Angka Togel Hongkong 28Agustus 2012 yang bisa saya share pada kesempatan kali ini ingata itu hanya berupa prediksi, jika ingin lebih hoki kombinasikan prediksi di atas dengan prediksi anda juga.

Prediksi Togel Singapura Agustus 2012 Jitu

Prediksi Togel Singapura Agustus 2012 - prediksi angka mati togel sgp hari ini - keluaran - togel singapura - dukun togel singapura agustus - prediksi kepala togel singapura - prediksi toto singapura - ramalan angka togel - angka main togel singapura - prediksi angka mati togel sgp hari ini
 
Prediksi Togel Singapura Agustus 2012 Jitu | Prediksi Togel Hari ini - Prediksi Togel Singapura Hari ini Agustus 2012 - Bocoran Togel Singapura. Pada Kesempatan kali ini wahidun blog akan share buat anda tengang Prediksi Togel Singapura jadi buat anda penggemar Togel Singpapura langsung aja sobat simak Prediksi Togel Singapura Agustus 2012 | Prediksi Togel Hari ini: 






Sekian info Prediksi Angka Togel  Jitu Singapura  Agustus 2012 yang bisa saya share pada kesempatan kali ini ingat itu hanya berupa prediksi, jika ingin lebih hoki kombinasikan prediksi di atas dengan prediksi togel anda juga.

jueves, 23 de agosto de 2012

Perawan Sebuah Mall (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Nama saya Jonathan (tentunya bukan nama asli saya) dan saya saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan komputer di Singapore. Kebetulan, saat ini saya sedang diberi cuti oleh perusahaan tempat saya bekerja sehingga kesempatan ini saya gunakan untuk pulang ke Indonesia.


Cerita seks - Sehari di Jakarta setelah bertahun-tahun di Singapore membuat saya pangling apalagi jalan ke arah rumah saya, sehingga saya mempercayakan jalan ke rumah saya kepada supir taksi dan saya tahu kalau saya sedang dipermainkan olehnya karena setelah saya tiba di alamat rumah saya, saya mesti membayar sejumlah uang yang cukup mahal untuk ukuran orang Indonesia.

Setibanya di rumah, saya bertemu kedua orang tua saya dan kakak perempuan saya. Setelah kami bercakap-cakap mengenai pengalaman kerja saya di Singapore, mereka langsung mengajak saya untuk berjalan-jalan ke Plaza Senayan. Kami akhirnya pergi bersama-sama setelah saya selesai bersiap-siap dan menyisir rambut.

Keindahan Plaza Senayan membuat saya takjub apalagi saya baru 2 kali mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut. Di depan salah satu toko busana, kedua orang tua saya menyuruh kami untuk jalan sendiri-sendiri karena memang itu merupakan kebiasaan keluarga kami jika sedang pergi ke mall, berhubung saya dan kakak perempuan saya memiliki sifat shopping yang berbeda. Saya lebih menyukai benda-benda yang berhubungan dengan komputer sementara kakak perempuan saya lebih menyukai parfum dan busana perempuan. Kami berjanji akan bertemu di depan toko busana yang sudah ditentukan 2 jam kemudian.

Saya akhirnya berjalan-jalan mengitari boulevard pertokoan Plaza Senayan, saya melihat harga barang-barang yang cukup murah jika dibandingkan dengan harga barang-barang di Singapore sehingga kadang-kadang ada keinginan untuk membelinya, hingga suatu saat saya dikejutkan oleh sebuah teriakan dari seorang gadis, "Tolongg.. copett.." Mendengar teriakan gadis itu, saya secara refleks mengejar seorang pria berkulit gelap yang dimaksud oleh gadis tersebut sehingga akhirnya saya berhasil menangkap pria tersebut dan sebelumnya memberikannya beberapa tonjokan dan tendangan sehingga dia sempat KO untuk beberapa saat. Saya mengambil tas dari pria tersebut dan mendekati gadis muda yang sedang mengalami shock sementara setelah tasnya dicopet.

Saya mengembalikan tas itu kepada yang punya dan sebagai terima kasihnya, gadis muda itu memperkenalkan dirinya. "Nama saya Nike D**** (edited) dan saya berterima kasih kepada Mas yang telah membantu saya mendapatkan kembali tas saya", jawabnya dengan wajah sendu. Kemudian Nike mengajak saya pergi ke suatu cafe dan dia berkata bahwa dia akan membelikan saya minum apa saja sebagai tanda terima kasih. Saya berpikir apa salahnya menerima hadiah cuma-cuma ini sehingga saya mengiyakan saja dan pergi bersamanya ke suatu cafe yang tidak jauh dari tempat kita berdiri.

Kami memilih suatu lokasi yang cukup jauh dan tersembunyi, dan ternyata saya baru sadar bahwa dia telah memilih suatu tempat yang sangat mahal karena ini adalah VIP Place. Saya berpikir bahwa gadis muda ini adalah seorang gadis yang sangat kaya. Akhirnya saya tetap duduk dan tidak mempedulikan Nike yang sedang bercakap-cakap serius dengan seorang waiter dan waitress yang menunggu di meja depan. Setelah beberapa lama mereka bercakap-cakap, Nike menuju ke arah meja dimana saya berada sambil melemparkan senyum dan saya hanya memberikan senyum balik kepadanya.

Ketika dia duduk di sebelah saya, saya sungguh kaget setengah mati karena dia langsung memeluk dan mencium wajah saya sehingga saya langsung membalasnya dengan penuh rasa senang karena ini merupakan kesempatan dalam kesempitan. Kami hanyut dalam French Kiss untuk beberapa saat dan saya sungguh terkejut karena disaat kami sedang melakukan french kiss, Nike langsung memasukkan tangannya ke dalam celana panjang saya sehingga batang kejantanan saya yang tadinya sedang tertidur tiba-tiba langsung bangun menjawab respon dari tangannya yang putih mulus tersebut.

Permainan tangannya mengocok batang kemaluanku membuat kenikmatan tersendiri dalam batinku dan tanpa kusadari, tanganku langsung menggerayangi payudaranya yang masih tersembunyi di balik baju T-Shirt-nya. Saya ingin sekali melanjutkan perbuatan ini lebih jauh tetapi saya takut jika tiba-tiba ada tamu masuk ke dalam cafe ini dan melihat apa yang sedang kami lakukan dan nampaknya Nike membaca apa yang sedang saya pikirkan dan dia berkata, "Jika Mas takut orang lain melihat, jangan khawatir karena percaya atau tidak saya sudah membayar ruangan VIP ini seutuhnya sehingga tidak akan ada orang yang berani lancang masuk ke dalam ruangan ini, karena sebenarnya saya adalah anak dari salah satu pejabat negara dan saya tidak akan memberitahukan siapa ayah saya.." Aku masih bingung dengan kalimat kalimatnya tetapi kebingunganku dijawab dengan cepat oleh ciuman mesra di bibirku dan tangannya mulai membuka celanaku sehingga sekarang aku sudah tidak memakai celana lagi.

Nike membiarkan aku di meja sofa merah itu dan dia langsung membuka celana panjangnya serta celana dalam berwarna merah muda sehingga saya sekarang dapat melihat sebuah pemandangan yang sangat erotis karena saya sedang melihat seorang gadis muda yang masih memakai baju tetapi di bagian perut ke bawah tidak memakai apa-apa lagi. Nike mendekatiku sambil tersenyum penuh nafsu dan langsung memeluk serta menciumku yang masih bingung apa yang sedang dialami oleh diriku. Dia kemudian meraih batang kemaluanku yang masih tegang dan mengocoknya dengan penuh perasaan sehingga saya mendesah terangsang menghadapi sensasi yang nikmat dari kocokannya.

Tiba-tiba dia menghentikan pekerjaannya dan kemudian langsung naik ke atas tubuh saya dan dengan penuh kemesraan, dia mulai mengarahkan batang kemaluan saya yang masih tegang ke dalam liang kenikmatannya. Disaat batang kemaluan saya memasuki liang senggamanya, saya merasakan suatu perasaan nikmat. Saya terus menaik-turunkan selangkangan saya dan dibalas oleh Nike dengan ritme yang berlawanan dengan apa yang saya lakukan. "Ohh, arghh.. Jonathan ini hadiah untukmu karena telah menyelamatkan tas saya dari tangan pencopet.. hmm.. kontolmu oke juga ya", dan kata-kata seperti itulah yang saya dengar darinya sambil terus meliuk-liukkan badannya laksana cacing yang sedang kepanasan sehingga perasaan nikmat itu makin memenuhi batinku sehingga aku makin bersemangat menjawab goyangan-goyangan nikmatnya.

Tak lama kemudian, dia mencabut batang kemaluan saya dari liang senggamanya dan menyuruh saya bangun. Saya menuruti perintahnya dan ketika saya sudah bangun dari sofa merah itu, dia langsung gantian tiduran di sofa merah tersebut. Saya mengerti apa yang dia maksudkan dan tanpa basa-basi, saya langsung menyerang tubuhnya dan langsung menancapkan batang kemaluan saya yang masih tegang. Maklumlah, saya sangat terangsang oleh perbuatannya sehingga saya mesti menyelesaikan seluruh permainan ini. Ketika saya hendak memasukkan batang kemaluan saya ke dalam liang senggamanya, saya melihat ada darah keluar dari liang kewanitaannya dan saya percaya bahwa dia masih perawan. Perasaan gembira mendapatkan perawan Plaza Senayan dan rasa horny yang sudah sampai di ubun-ubun, membuat saya langsung menancapkan batang kemaluan saya ke dalam liang sorganya dan kemudian saya menggoyang-goyangkan selangkangan saya sehingga batang kemaluan saya sepertinya sedang mengebor liang kewanitaan Nike dan membuat batin saya semakin berdebar-debar dan membuat saya semakin bernafsu.

Desahan kami dan cucuran keringat kami mulai meramaikan suasana ruangan VIP itu dan suara desahan erotis kami hanya diganggu oleh background musik jazz dari cafe tersebut. Tak berapa lama kemudian, saya merasakan bahwa saya akan menyelesaikan permainan ini karena saya ingin mengeluarkan sperma saya ke dalam liang senggamanya tetapi berhubung takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya, saya meminta persetujuan darinya tetapi jawabannya sungguh tidak saya duga, "Keluarkan saja di dalam Mas, saya ingin sekali mendapatkan anak dari Mas dan saya tidak akan meminta pertanggungjawaban dari Mas kok.. anyway, saya juga ingin klimakss.." Selesai mengucapkan kata-kata terakhir, Nike memeluk saya dan menciumi saya dengan penuh nafsu dan tak lama kemudian, saya langsung bergetar hebat dan saya merasakan bahwa batang kemaluan saya sedang memuntahkan lahar hangat ke dalam liang senggamanya dan disaat yang bersamaan itu, dia berkata, "Mas, enak banget.. anget seperti permainan mas, Mass.. aku udah klimaks.." dan aku percaya bahwa dia menyukai lahar panas yang keluar dari batang kemaluanku itu.

Setelah permainan itu selesai, dia langsung menyuruh saya bangkit dari pelukannya dan dia menyuruhku untuk berkemas-kemas. Setelah kami berpakaian kembali, dia mendekatiku dan mencium bibirku. "Ini hadiah untuk Mas dan ini adalah saat pertama dan terakhir saya mengenal Mas, sehingga saya tidak akan memberikan Mas nomor telpon saya.. Mas, tolong tunggu sebentar di sini."

Setelah itu, Nike meninggalkan saya dan mendekati pelayan yang tersenyum kepadanya dan kemudian memandang saya sambil tersenyum penuh arti. Saya melihat Nike memberikan setumpuk uang kepada pelayan itu dan saya yakin bahwa itu pasti jutaan dan bahkan tampak sekilas, Nike memberikan satu paket uang dollar kepada pelayan Cafe tersebut dan setelah itu, dia mencium pipi pelayan tersebut. Saya menjadi semakin bingung dengan sifat gadis muda yang baru saja saya perawani itu.

Setelah itu, Nike menuju ke arahku lagi dan menyuruhku untuk meninggalkan cafe tersebut dan melupakan apa yang telah terjadi. Saya menuruti perintahnya, kemudian saya langsung pergi menuju toko busana untuk bertemu keluargaku dan ternyata mereka sudah menungguku sejak tadi. Setelah kulihat jam tanganku, baru kusadari bahwa aku telah terlambat 30 menit dari waktu perjanjian dan setelah saya mengucapkan, "I'm sorry..", kemudian kami berempat langsung pergi meninggalkan Plaza Senayan untuk pulang ke rumah. Di dalam perjalanan ke rumah, saya masih tidak percaya apa yang telah saya alami hari ini di Plaza Senayan. Saya benar-benar tidak menyangka bahwa saya bisa mendapatkan Perawan Plaza Senayan hanya karena menangkap pencopet.

TAMAT 

Perawatku yang seksi (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Suatu hari aku mengalami kecelakaan waktu pertama aku mengendarai sepeda motor, saat itu aku masih berumur 16 tahun. Sebenarnya kecelakaan itu tidak terlau berat, kakiku mengalami sedikit retak, tapi karena aku sempat tidak sadar beberapa jam sampai aku tidak menyadari tiba-tiba aku berada di rumah sakit.


Cerita Seks - Pada waktu aku dirawat di rumah sakit, ada seorang perawat dengan tubuhnya yang sungguh sangat mengoda. Pada suatu pagi perawat yang seksi itu masuk ke ruang dimana aku dirawat, aku sangat terpesona dengan buah pantat padat penuh berisi sehingga aku tak mampu lagi menahan gejolak darah mudahku yang memanas, hingga tanpa sadar tangan kananku menyambar buah pantat perawat yang pada waktu itu sedang membenahi selimutku. Sungguh kepalang tangung, begitu tangan kananku mendarat di permukakan pantat perawat itu aku terus meremas-remas dengan nafsu yang membara, sehinga aku tak mempedulikan lagi sekeliling sampai pada saat perawat itu mengingatkan aku dengan suara yang begitu lembut bahkan sepertinya suara itu mencoba untuk mengoda dan mempermainkan birahi yang sudah tak tertahankan lagi.

"Ssst.. jangan begitu dong, ini kan masih pagi", ucapnya lembut, aku semakin bernafsu apalagi saat posisi tubuh perawat itu sedang membungkukkan dadanya yang memungkinkan aku memandangi buah dada yang merekah serta mempesona sungguh mengemaskan, apalagi dua kancing bajunya terlepas, atau ada kemungkinan sengaja di bukanya.

Setelah perawat itu merapikan selimut yang menutupi tubuhku, dia meninggalkan kamar tampat aku terkapar dan tersiksa oleh nafsu yang memuncak karena tak tersalurkan. Setelah beberapa menit nafsu itu mereda, aku mulai sadar dan merasa malu dengan tingkah lakuku yang sangat memalukan dan tentunya perawat itu sangat tersinggung terhadap perlakuanku yang tidak senonoh terhadapnya.

Paginya aku berniat untuk meminta maaf kepada perawat yang seksi itu, tapi ternyata perawat lain yang bertugas pada pagi itu. Dan ternyata ada perubahan jadwal, aku semakin merasa berdosa karena mungkin disebabkan tingkah laku kurang ajarku terhadap perawat seksi itu, sehingga dia tidak nyaman lagi menunaikan tugasnya sebagai perawat.

Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan malam, aku bosan melihat TV dan kumatikan saja TV-nya, aku mulai memikirkan suster seksi yang begitu mempesona dan sangat mengairahkan libidoku yang sangat mudah untuk di pancing, tanpa kusadari alat vitalku semakin mengeras dan secara naluri tanganku menyusup ke dalam pakaian yang menempel di badanku, yang sebenarnya sangat longgar dan praktis hanya sekedar menempel saja karena bentuknya seperti daster pendek dengan tali di sisi kanan kirinya. Dan tanganku mulai meremas-remas pusaka kejantananku. Tiba-tiba ujung kepala pusaka kejantananku serasa dibelai-belai dengan lembut oleh orang lain dan, "Hmm.. Bisa aku bantu membelai kepala kecilmu ini?", suara itu terdengar sangat lembut dan mengoda, dan ternyata suara lembut itu keluar dari sepasang bibir yang merah merekah milik perawat seksi itu, dan kedatangannya begitu tiba-tiba hingga tidak kusadari kehadirannya.

Sebelum aku mengeluarkan kata dari mulutku, perawat seksi itu menempelkan telunjuknya ke bibirku, sehingga aku tidak mampu berbuat apa-apa lagi selain tidur telentang serta memandangi gadis seksi berseragam perawat itu dengan kaki yang masih di semen dan menggantung.

Perawat itu satu persatu membuka kancing bajunya, lalu di biarkannya seragam itu merambat turun jatuh ke lantai. Buah dada yang mempesona itu tampak samakin mempesona, apalagi setelah penutup dada yang terlihat kecil di banding gumpalan daging mulus yang besar dan berisi, membuat tubuhku semakin bergetar dengan nafsu yang tak mampu kukendalikan lagi.

"Kamu pasti selalu memikirkan aku atau paling tidak berfantasi tentang tubuh ini. Sekarang kamu bisa melihatnya dengan jelas bahkan kamu bisa memegang sekaligus merasakan tubuhku ini." Gadis itu semakin mendekat, hingga tanganku mampu membelai lembut kulit mulus itu.

Perawat tak berseragam itu mencium bibirku dan aku pun tak mau kalah lalu berusaha melumat bibir dan mempermainkan lidahnya, setelah itu kemudian dia naik ke atas tubuhku dengan posisi pantat di atas kepalaku dan kepalanya di atas selangkanganku, dengan lembut dia menyingkap kain yang menutup selangkanganku, karena aku tidak memakai celana dalam sehingga dengan mudahnya perawat itu menelanjangi selangkanganku kemudian dia mengenggam dan meremas-remas hingga pelirku mengeras lalu dia lembutnya menjilati kepala pusakaku yang sudah membengkak itu.

"Ayo dong, mainin juga punyaku", tegur perawat itu di sela-sela kesibukannya. Tanpa pikir panjang lagi aku melepas celana mungil berwarna pink itu lalu kusingkap rambut yang munutupi liang kewanitaannya, kubelai-belai dengan lembut belahan bibir kewanitaan itu dan aku mulai mempermainkannya dengan lidahku, terasa olehku aroma yang nikmat.

"Eest.. nikmatnya mmh.. uuh..!" Perawat itu mendesah terdengar sangat erotis sekali. "Aaah.. huuh..!" Kurasakan begitu nikmatnya serangan yang ia gencarkan, dengan semangat aku menjulurkan lidahku dalam belahan bibir senggamanya yang mempesona itu, kemudian setelah liang sorganya mulai mengeluarkan cairan kenikmatan, kugigit lembut klitoris di liang kewanitaannya, "Ssst.. hhm.. gitu dong kan nikmat, pintar juga kamu huu.. esst.." Desah perawat itu di tengah deraian birahi yang mengelora. Setelah beberapa lama kemudian dia turun lalu mengambil sesuatu dari saku seragamnya yang tergeletak di lantai, lalu dia kembali mendekat terus ia menyobek bungkusnya dan ternyata barang itu sebuah kondom, setelah itu dia memakaikan kondom tersebut ke batang kejantananku yang sudah keras dan membengkak.

Kemudian sekarang dia menggambil posisi nangkring di atas selangkanganku, lalu dia berusaha memasukkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, begitu kepala kemaluanku sudah dalam posisi yang tepat dia menghempaskan pantatnya ke bawah sampai seluruh batang pelirku tertelan ke dalam liang kewanitaannya, dengan lembut dia mengangkat pantatnya, lalu menghempaskannya lagi, gerakan itu terus ia lakukan dengan mulutnya tak henti-hentinya mendesah dan terlihat olehku kedua buah dadanya yang montok itu ikut terpantul-pantul naik turun begitu indahnya, aku berusaha meraih buah dada itu kemudian aku meremas-remas sambil kupermainkan putingnya dengan jari-jariku.

Desahan yang saling bertautan terdengar semakin membahana, hingga kurasakan tubuh perawat itu menegang, kemudian kurasakan cairan hangat menyembur di batang kemaluanku yang berada di dalam liang senggamanya dengan dibarengi desahan panjang. Tak lama kemudian kurasakan hormonku mengumpul pada satu tempat lalu tanpa dapat kubendung lagi, kejantananku menyemburkan cairan sperma. Sampailah kami pada puncak kenikmatan yang kami dambakan.

"Hhhm.. boleh juga kejantananmu", terlihat air muka perawat itu penuh kepuasan. Setelah dia mengenakan kembali seragamnya tanpa sempat mengenakan pakaian dalamnya ia berlalu keluar ruangan dan meninggalkan celana dalam pink yang masih kugenggam dan batang kemaluanku masih terbungkus kondom dengan sperma di ujungnya, aku sendiri merasakan sisa-sisa kenikmatan yang masih tertinggal dalam diriku.

TAMAT

Penjual DVD cantik (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Untuk pembaca yang belum membaca ceritaku terdahulu, perkenalkan namaku Wawan. Umurku 23 tahun, dan aku adalah mahasiswa tingkat akhir sebuah PTS di Jakarta. Saat ini aku tinggal menyelesaikan skripsi, tetapi sampai sekarang masih belum selesai-selesai juga. Mungkin karena aku saat ini terlalu fokus pada bisnis wiraswastaku. Hasilnya sangat lumayan sih, jadi membuatku agak mengabaikan skripsiku itu. Tetapi aku berniat untuk mulai mengerjakannya lagi di tengah-tengah kesibukan mengerjakan proyek-proyek bisnisku. Bangga juga bila mempunyai gelar nanti, dan terlebih hal itu bisa membuat orang tuaku senang.


Cerita Seks - Semenjak aku kenal dengan Tante Sonya, seperti kuceritakan dulu di 'Beli Mobil Berbonus Seks', aku jadi ketagihan bermain seks. Aku selalu memikirkan hal itu, terutama bila setelah beberapa hari tidak ada penyaluran. Memang aku mempunyai pacar, tetapi dengan Monika pacarku itu, aku hanya bercumbu saja dan tidak sampai berhubungan lebih jauh. Dia memang ingin mempertahankan mahkotanya sampai menikah nanti.

Berhubung sekarang aku sudah mempunyai penghasilan, aku bisa menggunakannya sebagian sebagai 'biaya' kenakalanku. Kadang aku dan temanku pergi hunting ABG-ABG yang sering nongkrong di mall atau tempat nongkrong lainnya. Aku juga masih sering berhubungan dengan Tante Sonya, dan juga teman-temannya. Memang Tante Sonya ini memperkenalkanku dengan beberapa temannya yang kesepian. Mungkin lain kali aku akan menceritakan pengalamanku dengan mereka, tetapi saat ini aku ingin menceritakan kejadian lain beberapa hari yang lalu.

Malam itu aku sedang suntuk di tempat kosku. Aku perlu refreshing setelah mengerjakan salah satu proyek pesanan klienku. Kutelepon Monika untuk kuajak nonton, tetapi ternyata dia bilang bahwa dia sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya yang sudah mendekati deadline.

Akhirnya kuputuskan saja untuk membeli DVD sekalian makanan untuk malam nanti. Di dekat tempat kosku, memang terdapat penjual DVD bajakan. Sudah sering aku beli DVD di tempat itu, malahan aku sudah kenal cukup dekat dengan penjualnya. Kadang saat aku beli DVD, uang kembaliannya aku beri untuk dia. Umurnya sekitar 25 tahunan dan berbodi seksi. Namanya Sinta, dan orangnya memang agak genit. Kalau dilihat sekilas, ada miripnya dengan Della Puspita. Tidak mirip sekali sih, tapi lumayan cantik. Hanya bodinya jauh lebih seksi jika dibandingkan aktris sinetron itu.

"Hai.. Mbak. Ada film baru nggak?" tanyaku setelah sampai di tempatnya berjualan.
"Ada Wan.. Nih pilih aja sendiri" katanya sambil menyodorkan setumpuk DVD. Kulihat DVD tersebut satu persatu. Ada beberapa yang menarik, seperti 'The Terminal'-nya Tom Hanks dan 'Collateral'-nya Tom Cruise.
"Mbak, dicoba dulu dong" kataku sambil menyerahkan kedua DVD itu padanya.

Mbak Sinta pun kemudian mencoba DVD itu di playernya. Kuperhatikan malam itu dia tampak seksi sekali, dengan T-shirt ketat yang menonjolkan keindahan payudaranya. Tubuhnya tampak padat berisi, dengan rok mini dari bahan jeans yang semakin menambah keseksiannya.

"Ya udah deh.. Saya ambil Mbak"
"Sedang sendirian nih Wan? Nggak pergi sama pacar?" tanyanya.
"Iya Mbak. Sedang suntuk nih, makanya saya beli DVD" sahutku.
"Mau yang lebih seru nggak?" tanyanya lagi sambil tersenyum genit.
"Boleh." jawabku.

Dia pun lalu mengambil bungkusan plastik hitam dari balik lacinya, dan menyerahkannya padaku. Kulihat isinya, ternyata DVD porno.

"Wah.. Kalau beli ini nontonnya nggak bisa sendirian nih" pancingku.
"Emang perlu Mbak temenin?" godanya.
"Siapa takut.. Bener nih?" tanyaku. Aku senang sekali mendengarnya. Aku merasakan penisku sudah mulai tegang membayangkan nikmatnya tubuh Mbak Sinta.
"Tapi nanti ya Wan.. Satu jam lagi aku off. Jemput aja aku nanti"

Akhirnya setelah janjian dan membayar DVD yang kuambil, 2 DVD biasa dan satu DVD porno, aku pun pergi dahulu untuk makan malam sambil menunggu Mbak Sinta pulang. Aku pergi ke restoran fast food yang berada tak jauh dari tempat penjualan DVD itu. Tak sabar aku menunggu satu jam lagi..

Singkat cerita, Mbak Sinta telah berada dalam mobilku. Aku pun memacu mobil kembali ke tempat kosku.

"Ih.. Kok ngebut sih Wan? Udah pengen ya?" godanya genit.
"Iya nih Mbak.. Wawan udah pengen diajarin Mbak" sahutku asal.
"Ah.. Pasti kau udah pinter kan.." jawabnya sambil menyilangkan kakinya. Paha mulusnya makin menambah gairahku.
"Kamu kalau main kuat berapa lama Wan? Jangan cepet lho.. Puasin Mbak dulu ya?" tanyanya lagi genit.
"Iya pasti Mbak puas deh.."
"Habis tunangan Mbak kalau main cepet banget.." katanya lagi. Pantas jadi genit begini, pikirku.

Sesampainya di tempat kosku, aku langsung masuk ke kamarku bersama Mbak Sinta. Memang di tempat kosku ini, kamarku agak terpencil hingga bebas saja membawa siapa pun masuk ke tempat kosku ini.

Kunyalakan AC dan TV-ku. Segera kupilih DVD porno yang berjudul 'Sporty Babes 2' dan kunyalakan DVD playerku. Aku pun kemudian beranjak menuju ranjang dimana Mbak Sinta telah menunggu. Kami kemudian menikmati tontonan seru itu. Di layar TV tampak seorang gadis bule cantik sedang disetubuhi di tempat permainan bowling. Desahan suara gadis itu begitu menggairahkan. Tampak lawan mainnya sangat menikmati keindahan tubuh gadis itu saat menyetubuhi sambil menghisapi payudaranya.

Nafas Mbak Sinta sudah memberat di sebelahku. Tangannya mulai meremasi tanganku. Kupalingkan wajahku menatapnya, dan Mbak Sinta langsung melumat bibirku. Diciuminya aku dengan penuh gairah. Lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, yang kemudian kuhisap gemas. Tanganku pun mulai meremasi payudaranya yang kenyal dari balik T-shirtnya yang ketat.

"Sebentar.. Mbak buka dulu ya" katanya sambil melepaskan T-shirt putih yang dipakainya. Tampaklah payudaranya yang besar dibungkus BH berwarna krem. Puting payudaranya tampak menonjol di balik kain BH-nya itu.
"Ayo kamu yang buka BH-nya Wan" ujarnya menggoda.

Tanganku langsung membuka kaitan BH di punggungnya. Lalu kuturunkan tali penyangga dari pundaknya, dan terpampanglah payudara Mbak Sinta di depanku. Payudara yang ranum dan besar, dengan putingnya yang menonjol menantang. Kuusap-usap dan kupilin perlahan puting payudara Mbak Sinta yang manis ini, sambil kemudian kuciumi lagi bibirnya.

"Ayo Wan, tunggu apa lagi. Isap susu Mbak dong" pintanya. Sambil berkata demikian, tangan Mbak Sinta agak menekan kepalaku ke bawah menuju dadanya. Tanpa menunda waktu lagi kujilati seluruh permukaan payudaranya.
"Ohh.." lenguh Mbak Sinta ketika lidahku mengenai putingnya yang telah menonjol keras.

Erangannya semakin menjadi ketika kuhisap putingnya sambil sesekali kugigit perlahan. Sementara aku menghisapi payudaranya yang sebelah kiri, tanganku mempermainkan payudara yang sebelahnya. Tangan Mbak Sinta mengusap-usap rambutku sambil terus mengerang nikmat.

"Iya Wan.. Bener gitu.. Aduh.. Enak.. Oh.." erang Mbak Sinta sambil meliuk-liukkan badannya. Aku pun semakin bernafsu menghisapi dan menjilati payudaranya yang kenyal itu.

Kulirik layar TV, dan di layar terpampang adegan dimana seorang gadis bule berambut pirang sedang dijilati vaginanya di atas sebuah meja billiard. Erangan gadis tersebut dari suara TV bercampur dengan suara lenguhan Mbak Sinta yang sedang kulahap payudaranya.

"Ayo Wan.. Mbak ajari seperti itu" ujarnya sambil menarik rambutku dan menunjuk ke layar TV. Kemudian didorongnya pundakku menuju ke arah bawah.
"Cepet buka celana Mbak" katanya lagi.

Aku pun kemudian mengangkat rok jeans mininya dan tampaklah celana dalam warna krem berenda yang dipakainya. Kubuka celana dalam itu, dan tampaklah liang kewanitaannya dengan rambut yang tercukur rapi. Tangan Mbak Sinta mengelus-elus kemaluannya sendiri, sambil matanya menatapku genit.

"Ayo Wan. Mbak pengen ngerasain jilatanmu di sini" katanya lagi sambil tangannya masih sibuk mengusap-usap vaginanya.

Kudekatkan kepalaku ke liang kewanitaannya, dan kujulurkan lidahku. Perlahan kujilati vaginanya. Tubuh Mbak Sinta menggelinjang hebat kala itu, sambil mulutnya mengerang dan meracau nikmat.

"Ohh.. Wan.. Ya.. Jilati terus Wan.. Enak.. Ohh..".

Sambil melenguh, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya, dan akupun dengan penuh gairah menikmati liang vagina Mbak cantik ini. Erangannya semakin keras dan tubuhnya meliuk-liuk liar ketika aku menghisapi klitorisnya.

"Terus Wan.. Oh.. Oh.." sambil mengerang Mbak Sinta meremas-remasi payudaranya sendiri.
"Ayo Wan, kamu tidur di sini" katanya sambil bangkit dari ranjang.
"Mbak ajari posisi yang lebih enak"

Aku pun patuh dan tidur telentang di ranjang. Sementara kulihat sekilas di TV, si gadis bule cantik sedang disetubuhi secara doggy style di atas meja billiard. Erangan suara dari TV menambah erotis suasana di dalam kamarku. Mbak Sinta kemudian naik ke atas wajahku. Diturunkannya tubuhnya, sehingga liang kewanitaannya tepat berada di atas mulutku. Kujulurkan lidah, dan Mbak Sinta kemudian menggoyang-goyangkan pantatnya di atas wajahku. Erangan Mbak Sinta kembali bersaing dengan erangan dari DVD porno di TV.

"Oh.. Oh.." erang Mbak Sinta sambil pantatnya terus bergoyang-goyang mencari kepuasan.

Kujilat dan kuciumi dengan penuh gairah vagina Mbak manis ini. Tangan Mbak Sinta memegang pinggiran ranjang di atas kepalaku, sementara tubuhnya terus bergoyang mencari kepuasan birahi. Beberapa lama kemudian, goyangan pantat Mbak Sinta semakin menjadi.

"Oh.. Wan.. Mbak hampir sampai.. Ohh.." lenguhnya panjang. Tubuhnya menegang, dan saat itu banyak cairan nikmat keluar dari vaginanya. Kuhisap habis cairan kewanitaan itu, dan tak lama Mbak Sinta pun menjatuhkan tubuhnya di sebelahku.
"Kamu hebat Wan.. Dengan Mas Joko belum pernah aku orgasme seperti tadi" katanya sambil tangannya mengusap-usap dadaku.
"Mbak istirahat sebentar ya" katanya lagi.

Sebenarnya nafsuku sudah memuncak, tetapi aku tak mau memaksa Mbak seksi ini untuk melayaniku saat itu juga. Kami pun lalu kembali menonton DVD porno yang masih terpampang di layar TV. Di layar tampak sekarang seorang gadis bule berambut pirang sedang bermain tenis dengan seorang pria. Setelah bermain, mereka beristirahat dan mulai bercumbu. Si gadis bule tersebut lalu membuka celana si pria dan tampak terkejut melihat ukuran penisnya yang besar.

"Oh.. my god.. I love it.. So big" desah si gadis sebelum memasukkan penis itu ke dalam mulutnya.

Tampak gairah Mbak Sinta kembali bangkit melihat adegan itu.

"Punyamu besar begitu nggak Wan?" tanyanya sambil tangannya mulai meraba kemaluanku.
"Lumayan deh Mbak. Memang Mbak suka yang besar ya?"
"Iya. Semakin besar Mbak semakin suka" jawabnya genit.
"Ya udah Mbak lihat aja sendiri" kataku.

Mbak Sinta tersenyum dan mulai membuka celana panjangku.

"Ih.. Besar juga punyamu Wan. Sampai celananya nggak cukup tuh"

Memang karena nafsuku sudah memuncak, kepala penisku tampak mencuat keluar tak tertampung celana dalamku. Mbak Sinta tak sabar membuka celana dalamku. Tangannya kemudian mengocok perlahan senjata kelelakianku itu.

"Ih.. Keras banget.. Mbak suka kontol yang kayak gini. Besar dan keras. Pasti cewek kamu puas ya." katanya lirih.

Wajah Mbak Sinta kemudian mendekati selangkanganku. Hembusan nafasnya terasa hangat di kulit kemaluanku ketika dia mengamati penisku dengan pandangan gemas. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar tubuhku ketika lidah Mbak Sinta yang cantik ini mulai menari di kepala penisku. Dijilatinya kepala penisku berikut batangnya. Setelah itu dengan rakus dikulumnya batang kemaluanku. Srrpp.. Srpp.. Bunyi itu yang terdengar ketika Mbak Sinta memaju-mundurkan kepalanya menghisapi penisku.

"Ahh.. Kontolmu enak Wan.. Mbak suka.. Hmm" desah Mbak Sinta ketika dia menghentikan kulumannya untuk menjilati batang kemaluanku.

Sesaat kemudian, penisku kembali menyesaki mulutnya yang haus kejantanan lelaki itu. Sementara mulutnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Sinta mengelus-elus buah zakarku. Aku tak kuasa lagi untuk menahan erangan nikmatku. Tanganku pun meremas-remas rambut Mbak Sinta gemas.

Mbak Sinta semakin cepat menghisapi penisku. Kadang mulutnya dimiringkan, sehingga penisku membuat pipinya tampak menggelembung. Tangannya pun semakin cepat mengocok batang kemaluanku. Kemudian dikeluarkannya penisku dari mulutnya, dan kembali dijilatinya seluruh permukaan penisku sambil tangannya mengurut-urut buah zakarku.

"Keluarin di mulut Mbak Wan.. Mbak pengen minum spermamu.." katanya dengan nada memerintah.

Aku tentu tak menolak perintahnya. Memang aku sudah tidak tahan lagi. Sambil mengerang nikmat, aku pun mengalami ejakulasi. Saat itu, Mbak Sinta malah kembali mengulumi kemaluanku, sehingga spermaku pun masuk ke dalam mulutnya. Mbak Sinta kemudian menjilati kemaluanku sampai bersih.

"Enak Wan..?" tanyanya sambil menjilati spermaku di sudut bibirnya.
"Enak Mbak.." jawabku lemas.

Kami pun lalu kembali beristirahat sambil menonton tayangan DVD. Kali ini dilayar tampak seorang gadis ABG bule berambut coklat sedang belajar memancing. Tak lama gadis itu sudah bercumbu dengan pelatihnya. Si gadis ABG menaiki tubuh lawan mainnya, dan mulai memompa tubuhnya naik turun. Sementara si aktor, seorang lelaki setengah baya, meremasi payudara gadis tersebut yang bergelantungan indah. Adegan persetubuhan lalu dilanjutkan dengan gaya doggy style. Tak lama kami pun kembali terangsang.

"Wan.. Mbak pengen seperti itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin kontolmu. Pasti lebih enak daripada punyanya Mas Joko" katanya sambil meraba kemaluanku dan mulai menciumi bibirku.

Mbak Sinta melepaskan rok mininya yang masih tersisa, lalu menaiki tubuhku dan mengarahkan kemaluanku pada lubang kewanitaannya.

"Ohh.." desahnya saat penisku mulai menerobos liang vaginanya.

Dia pun mulai memompa kemaluanku naik turun. Terkadang dia pun mengoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Suara deritan ranjang, erangan Mbak Sinta, serta erangan suara dari DVD memenuhi kamar kosku. Walaupun AC kamar telah dinyalakan, tetap saja tubuh kami berkeringat. Tetesan peluh itu mengalir dari wajah Mbak Sinta membasahi payudaranya. Aku segera membuka T-shirt yang masih aku pakai. Sementara itu, Mbak Sinta terus bergoyang menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan meremasi payudaranya yang kenyal. Beberapa menit kami bersetubuh dengan gaya ini.

"Ayo Wan.. Sekarang Mbak pengen dientotin dari belakang" katanya sambil bangkit dari tubuhku. Dia kemudian menungging sambil tangannya memegang ujung ranjang. Aku pun segera memasukkan penisku kembali ke dalam vaginanya.
"Ohh.. Enak Wan.. Terus Wan.. Ohh.. Yang cepat.. Ohh" desah Mbak Sinta saat kupompa tubuhnya. Tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang menggemaskan. Terkadang kuremas pula pantatnya yang bulat padat menantang.
"Ayo Wan.. Mbak hampir sampai.. Terus wan.. Oh.. Ohh.. Ohh.."

Tubuh Mbak Sinta kembali mengejang, lalu rebah lemas di atas ranjang. Kali ini aku tak mau lagi 'menggantung'. Kubalikkan badan Mbak Sinta dan kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya yang telah licin oleh cairan orgasmenya. Kugenjot tubuh Mbak yang seksi ini dengan gaya missionary.

"Eh.. Eh.." demikian erangan yang keluar dari mulutnya seirama dengan genjotan tubuhku.
"Hisapi putingku Mbak" kataku.

Mulut Mbak Sinta pun kemudian menghisapi puting dadaku sementara aku menggenjot tubuhnya. Tak lama aku pun tak tahan lagi menahan ejakulasiku yang kedua. Wajah cantik Mbak Sinta ditambah dengan erangannya, serta jepitan vaginanya di kelaminku membuatku mencapai puncak.

"Aku sampai Mbak.. Ahh" jeritku tertahan ketika aku menyemburkan spermaku dalam rahimnya.

Kami pun terbaring lemas di atas ranjang. Puas sekali rasanya menyetubuhi Mbak Sinta nan ayu ini. Kunyalakan sebatang rokok untuknya dan satu untukku. Kami kemudian mengobrol dan bercanda sambil tiduran di atas ranjang.

"Wan.. Anterin aku pulang ya" katanya setelah dia menghabiskan rokoknya.
"Lho.. Udah malam Mbak nanggung. Nginep di sini aja"
"Wah jangan Wan.. Besok pagi Mas Joko mau jemput aku berangkat kerja. Aku juga nggak bawa pakaian ganti" jawabnya.

Akhirnya, aku mengantar dia ke rumahnya. Cuma aku menurunkannya agak sedikit jauh dari rumahnya agar tetangganya tidak curiga. Enak juga nonton DVD bareng Mbak Sinta. Mungkin aku akan semakin sering beli DVD nantinya.

*****

Untuk pembaca yang ingin berkenalan atau mengetahui rahasia sukses bisnisku, silakan menghubungi emailku di bawah.

Tamat

Pengasuhku tersayang (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Pembaca yang sedang santai, kali ini aku akan menceritakan kejadian pada saat aku berumur kurang lebih 19 tahun. Kisah ini sebenarnya bermula ketika aku masih kecil, kira-kira berumur 7 tahun, dimana pada saat itu Ibu menyerahkanku kepada seorang wanita pengasuh (baby sitter) bernama Sari untuk mengurus segala keperluanku, baik mandi, makan, main, dll. Pengasuhku pada saat itu sebenarnya masih tergolong anak-anak juga dan kira-kira berumur 13 tahunan, dengan postur badan agak tinggi dibandingkan dengan usianya. Setiap hari, tugasnya secara rutin yaitu pagi-pagi memandikan kemudian menggantikan bajuku dan jika sudah agak siang, kami bermain bersama-sama.


Cerita Seks - Pada saat itu aku belum mempunyai perasaan apa-apa kecuali perasaan seorang anak terhadap pengasuhnya. Setiap memandikanku ia pasti selalu menggosok seluruh badanku, tidak ketinggalan pula alatku yang masih kecil. Hal ini berjalan kira-kira 3 tahun sampai dengan ia dinikahkan oleh orang tuanya dan diminta pulang ke desanya. Sejak saat itu aku sudah tidak pernah bertemu lagi dengannya. Waktu berjalan terus, dan pertumbuhan badanku berkembang pesat menjadi seorang remaja berusia 19 tahun yang tampan. Pada suatu hari, keluarga kami kedatangan tamu dan ternyata dia adalah bekas pengasuhku dulu. Ia pun telah tumbuh menjadi sorang wanita muda yang matang dengan postur tubuhnya yang mempesona. Meskipun wajahnya tidak begitu cantik, tapi kemulusan dan kehalusan kulitnya dapat menambah nilai kecantikannya tersebut, maklum saja karena ia berasal dari desa yang berhawa dingin.

"Permisi.., Bu..", sapanya kepada ibuku.
"Oh.. kamu.. Sari.. Kok sekarang sudah segede ini. mana suami kamu?", tanya ibuku.
"Sudah pisah kok Bu".
"Lho, kenapa?".
"Itu Bu.., dia kawin sama perempuan lain".
"Oh ya Bu.., mana Den Rully?".
"Lha itu dia di sebelah kamu..".
Memang dari tadi aku terus memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Buah dadanya yang besar dibalut dengan baju lengan panjang warna biru tua, pinggulnya yang bulat dibungkus dengan rok warna cream dibawah lutut. Ck.., ck.., bukan main mantan pengasuhku ini.., pikirku.
"Aduh Deen.., kok sudah besar gini toch, mana ganteng lagi", sapanya.
"Lha iya wong diberi makan tiap hari kok", jawabku.
"Wah kalo gini sich, kalo ketemu di jalan, saya pasti pangling lho".
"Aku juga gitu.. kok Mbak.. pangling sama Mbak. Udah punya anak belum?".
"Belum Den".
"Jangan panggil Den ach.., Mas aja gitu lho. Kan Mbak sudah bukan pengasuhku lagi. Jadi hubungan kita seperti temen aja, ya khan".
"Iya deh Mas".
"Udah sana istirahat dulu", kata ibuku menyela.
"Terima kasih.., Bu".

Kemudian Sari pergi ke belakang mencari kamarnya yang dulu untuk tidur. Sejak kepergian Sari dulu, kamar tersebut hanya dijadikan tempat untuk menyeterika pakaian. Dan sejak aku dan saudaraku sudah berangkat remaja, Ibu tidak lagi mempekerjakan pembantu, sehingga kamar tersebut dapat digunakan lagi oleh Sari. Pada suatu hari, Ibu sedang ke pasar, saudaraku sedang kuliah, dan karena aku perlu pakaian untuk pergi ke rumah teman, maka aku menyeterika baju di ruang seterika. Di situ kebetulan tidak ada Sari, entah kemana.

Tetapi tiba-tiba Sari masuk kamar dengan rambut yang masih basah. Kelihatannya dia baru saja selesai mandi dan keramas.
"Oh ada Mas Rully toch".
"Maaf ya Mbak ngganggu, sebentar kok, cuman satu baju".
"Kalo boleh saya bantu Mas.., biar cepat selesai".
"Ah.. nggak usah. Makin lama di sini makin seneng kok..", godaku.
"Ah.. Mas bisa aja".
"Mbak sekarang kerjanya di mana?".
"Nggak ada Mas, makanya saya mau minta tolong sama Ibu".
"Aku dukung dech Mbak, biar nanti bisa mandiin aku lagi", godaku lagi.
"Kan udah nggak bisa lagi".
"Kenapa? Apa karena saya sudah besar?", suaraku sudah mulai terbata-bata menahan nafsu yang sudah mulai datang. Kulihat mukanya memerah. Dadanya turun naik, sehingga semakin terlihat menonjol di balik blusnya yang agak tipis.
"Kan malu Mas..".
"Ya kalo dilihat orang sich malu, tapi kalo cuma berdua kan enggak", pancingku.

Tanganku mulai mencoba memegang tangan kirinya. Ia diam saja. Tangan kiriku menarik bahunya yang kanan untuk mendekatkannya ke tubuhku. "Jangan Mas.., nanti dilihat orang.. nanti Ibu datang", katanya bergetar. Tampaknya ia juga sudah mulai merasakan rangsanganku.Aku sudah tidak peduli, kutarik dengan perlahan-lahan wajahnya ke wajahku, dan dengan lembut kucium bibirnya.., "Uuch.., ehm.., ja.., ngan.., Maass.., ach..", dan dengan perlahan-lahan lidahku kumasukkan ke mulutnya dan kumainkan, "Aach.., saya mohon Mas.., jangan..", dengan lemah lembut didorongnya tubuhku untuk menjauhi dirinya.

Tapi nafsuku pada saat itu seakan-akan sudah tidak mau diajak kompromi lagi. Kutarik lagi dengan agak memaksa tubuhnya kedalam pelukanku, dan kucium lehernya yang mulus.., kubuka kancing blusnya yang paling atas, sehingga tonjolan buah dadanya yang besar sedikit terlihat sehingga membuatku semakin benafsu.., "Aduh.., Mas.., jangan Mas..", pintanya. Namun tiba-tiba pintu diketuk dari luar.., "Tok.., tok.., Rully.., tolong bukain pintunya..", Ibu datang.., waduh.., aku menggumam dalam hati.. "Mas, itu ibu datang..", kata Sari sambil membenahi dirinya yang agak kusut karena ulahku tadi.

Siang itu nafsuku belum tercapai. Baru pertama kali itu aku melakukan hal-hal seperti di atas dengan seorang wanita. Selama seharian aku tidak dapat memejamkan mata. Pikiranku terus melayang-layang sampai beberapa hari. Kupikir betapa nikmatnya apabila aku dapat menyelesaikan permainan diatas sampai tuntas. Kesempatan lain ternyata masih ada, ketika itu seisi rumah sedang keluar dan cuaca di luar agak dingin, karena hari menjelang sore. Saat itu Sari sedang menyapu ruang tengah. Dengan hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih agak longgar, bercelana pendek jeans, Sari tampak seperti bukan bekas seorang pengasuh. Kulitnya yang putih bersih, dengan rambut tergerai sebahu dan buah dada yang besar membuat jantungku berdegup tidak karuan.

Aku sudah tidak tahan lagi, kutubruk tubuh Sari, kupeluk, kucium bibir, leher dan kembali lagi ke bibirnya. Kulumat bibirnya, meskipun dia sedikit agak meronta, tetapi tidak sekeras pada saat sebelumnya. Tanganku mulai beraksi, meraba pinggangnya, kemudian menyibakkan kaos oblongnya ke atas sehingga sampailah pada kaitan tali BH yang berada di belakangnya. Kubuka kaitannya, kemudian tanganku merayap ke depan hingga tersentuhlah buah dadanya yang masih padat, meskipun agak turun sedikit saking besarnya. Kuremas dengan perlahan sekali.., kupilin putingnya yang sudah berdiri tegak. "Ach.., ach..", desah Sari. Sekarang dia sudah tidak meronta lagi, tetapi bahkan terlihat menikmati apa yang kulakukan. Kusibak lebih keatas lagi kaosnya dan kuturunkan mulutku ke putingnya, kucium.., kemudian kusedot dengan perlahan sekali.., "Ach.., aduh mas.., aduh Mas.., Maas.. Kepalanya menengadah seakan-akan menyodorkan buah dadanya untuk lebih dimainkan olehku.

Lama mulutku bermain di buah dadanya sampai akhirnya tangannya memegang tanganku dan membimbingnya ke bawah untuk menjamah kewanitaannya. Aku turuti keinginannya dan kugosok vaginanya dari luar celananya.., "Auh.., auh.. nikmat.. Mas". Sekarang posisi tangan kananku sedang menggosok kemaluannya dan mulutku terus mempermainkan buah dadanya. Kemudian tanganku masuk ke dalam celana jeansnya, dan.., aduh mak.., tersentuhlah rambut halus yang telah lembab. "Uuch.., uch..", dia mendesah. Sambil terpejam menikmati apa yang kulakukan, tanganku mulai menyibak rambut kemaluannya tadi dan tersentuhlah olehku klitnya.. dan "Aauch.., auch.. Mas.. nikmat sekali".

Beberapa saat lamanya ia pasrah dan diam tanpa reaksi. Lama kelamaan, mungkin ia sendiri tidak tahan, hingga ia pun mulai menggerakkan tangannya mula-mula membelai dadaku kemudian turun ke perut dan akhirnya ke celana dalamku. pada saat itu aku mengenakan celana pendek olah raga, dengan kaus singlet diatasnya. Dia menyentuh penisku, diremasnya dengan lembut, dikocoknya dari luar.. "Uugh.., ugh..", aku merintih kenikmatan "Aadduhh Mbak.., Mbak pintar deh..", "Ah, Mas juga pintar kok.., malah terlalu pintar dibandingkan usia Mas sendiri..", desahnya. Kemudian kuseret dia masuk ke dalam kamarku, dan kurebahkan di atas dipanku. Dia kemudian membalikkan tubuhnya sehingga berada diatasku.. aduh mak, buah dadanya betul-betul indah menggantung di atas hidungku. Kucium dengan gemas dan kumainkan putingnya dengan mulutku, "Aaacchh.., auch Mas.., auch.., auch..", sementara itu kulepaskan celana jeans dan celana dalamnya, sambil tangan kiriku terus memeluk pinggangnya dan tangan kananku meremas pantatnya yang masih bulat segar, dan mulutku tetap berada di putingnya. Sementara itu tangannya meremas penisku dengan sedikit mengocok.

Tiba-tiba dia membalikkan tubuhnya sehingga kami berada pada posisi 69. Dengan nafsu dimasukkannya penisku ke dalam mulutnya "Aach.., ach..", bandel juga Mbak ini batinku, tapi tentu saja aku juga menikmatinya. Dikocoknya penisku dengan mulutnya. Tampaknya ia sudah berpengalaman dengan gaya-gaya yang aduhai. Aku tidak mau kalah, kubuka kewanitaannya dengan tangan, kemudian kujulurkan lidahku dan mulailah aku menjilati bagian yang paling terlarang itu, "Uuch.., uch..". Kami berpagut lama sekali hingga rasa-rasanya aku ingin segera memasukkan alatku ke liang surgawinya. "Maas..". "Ya, Mbak..". "Tolong dong dimasukin.., saya udah nggak tahan nih.. udah lama saya nggak disentuh, tolong dong mas..". Aku berpikir sejenak.., bagaimana kalau nanti dia hamil, bagaimana nanti kalau ketahuan oleh Ibu, dll. Tapi aku sendiri sebetulnya juga sudah tidak tahan.., dan akhirnya, "Baik Mbak, ta.. pi.., kalau Mbak hamil gimana dong.." "Saya pakai KB kok mas..", katanya. "Baik Mbak..", kemudian tubuhnya membalik kembali, tetapi posisinya masih di atas. Ia pegang penisku dengan lembut dan menuntunnya memasuki liang surgawinya, dan., "Aachh.., sshh.., sshh..". Penisku serasa dijepit oleh sesuatu yang berdenyut-denyut lembut, dan itu adalah kewanitaannya.

Dia memompa dari atas naik turun beberapa kali, kemudian akhirnya dia merebahkan dirinya ke samping saya, dan meminta saya untuk menyetubuhinya dari atas. Aku naik ke tubuhnya dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mulailah aku memompa dari atas, "Aauch.., auucchh, Mass.., saya mau pipiss.., aachh.., aachh..", dijepitnya pinggangku dengan kedua kakinya. Penisku serasa akan pecah disedot oleh vaginanya yang bersamaan dengan keluarnya "pipis"nya dan akhirnya akupun tidak tahan, dan, "Aach..", maniku muncrat di dalam kewanitaannya, "Heh.., heh.", kamipun lunglai ngos-ngosan. Sambil saling tersenyum, kucium bibirnya, kupeluk, dan sambil berkata, "Terima kasih ya Mbak..", "Malah aku yang harus berterima kasih sama Mas, karena Mas telah memberi saya kenikmatan yang sudah lama tidak saya peroleh". Pada hari-hari selanjutnya, kami bersikap biasa saja seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Sekian dulu ya, pembaca. Bagi yg ingin berkomentar (terutama untuk para cewek), silakan email saya.

TAMAT 

Dia Pacar kakakku (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping vCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vCD tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh.

Tadinya aku bermaksud mengembalikan vCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film.




Cerita Seks - Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!!
Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!!
Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan,
"Oohh.. oohh.."
Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.

Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vCD player tanpa ngeluarin discnya.
"Gawat!" pikirku.
"Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?".
Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Andi pacar Mbak Sari dari Bandung.
"Halo Ulfa sayang, Mbak Sarinya ada?"
"Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Andi dulu?"
"Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri."
"Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik" usulku sekenanya.
Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Andi. Mas Andi menyetujui usulku. Ternyata Mbak Sari cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih.

Aku mempersilakan Mas Andi mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Andi yang keren, kubayangkan Mas Andi sedang telanjang sambil memperlihatkan "tongkat kastinya". Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Andi ama Mbak Sari lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh.
"Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?" tanyanya tiba-tiba.
"Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!" ujarku salting.
"Mas Andi nonton TV aja nggak papa kan?"
"Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!"

Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Andi menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.

Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Andi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget.

Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Andi. Mas Andi tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.
"Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?"
Mas Andi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD player."
Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!" ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku.
"Oh iya deh."
Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya.

"Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?" tanyaku tiba-tiba.
"Eh kok tau-tau nanya gitu sih?"
Mas Andi agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas.
"Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sari lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!"
"Oya? He he he yaa.. enak sih."
Mas Andi tersipu mendengar ledekanku.
Akupun melanjutkan, "Mas, vaginaku sama punya Mbak Sari lebih indah mana?" tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas.
"Ehh glek bagusan punyamu."
"Terus kalo toketnya montokan mana?" kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.
"Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!"
Mas Andi tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.

"Sekarang giliran aku liat punya Mas Andi!"
Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Andi. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Andi dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
"Wah gede banget! Aku isep ya Mas!"
Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.
"Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh."
Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Andi akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku.

"Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas"
Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.
"Auwh geli nikmat aah ouw!"
Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.
"Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!" jeritku.
"Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh".
Mas Andi terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.
"Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan.."

Mas Andi lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku.
"Aauw sakit Mas pelan-pelan akh.."
Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan.
"Au.. sakit"
Mas Andi tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Sari tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
"Au.. sakit.."
Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Andi memompa pantatnya maju mundur.
"Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!"
"Aakh! Aakh! Auw!"
Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu.
"Ooh.. lebih keras, lebih cepat"
Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami.

Tapi Mas Andi malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku,
"Jrebb.. Ooh.." aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
"Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas"
"Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor"
Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan
"Aah mau orgasme Mas.."
Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Andi merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu.
"Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!"

Aku mencabut vaginaku lalu Mas Andi duduk di sofa sambil mememerkan 'tiang listriknya'. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat.
"Crupp.. slurp.. mmh.."
"Oh yes.. kocok yang kuat sayang!"
Mas Andi mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.
"Crupp crupp slurp!"
"Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!"
Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu
"Croot.. croot.."
Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan.

Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

Tamat

Permainan Ranjang Iza (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Waktu itu Senin sore tanggal 26 Januari 2004 sekitar pukul 15.30 waktu Malaysia setelah mengunjungi Putrajaya tempat PM Malaysia berkantor di negara bagian Selangor, rombongan kami check in di PNB Darby Park yang terletak di jalan Binjau No.10 Kuala Lumpur dan lokasinya berdekatan dengan Tabung Haji Malaysia dan Menara Kembar (Twin Tower) Petronas yang cukup terkenal di dunia. Dari hotel tempat aku meningap itu, bila hendak ke menara kembar itu dengan jalan kaki bisa ditempuh dalam waktu 10 menit.



Cerita Seks - Aku mendapat kunci kamar dengan nomor 2805, yang berarti berada di lantai 28 dan masih menempati kamar executive suite yang memiliki dua kamar tidur, satu ruang tamu dan satu dapur. Sehingga, tiap kami pasti ada satu kamar yang kosong dan tak terisi. Aku berfikir, kenapa pihak penyelenggara Mega FAM Malaysia ini tidak menempatkan kami berdua dalam satu kamar sehingga tidak ada kamar yang kosong.

Sekitar pukul 16.15, bell di kamarku berdering. Ternyata dari pemandu kami yang orang Pakistan untuk mengingatkan agar 15 menit lagi berkumpul di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi pesiar ke KLCC yang terletak di bawah menara kembar Petronas, ke Menara Kuala Lumpur dan terakhir ke Genting Highland, dimana di lokasi dengan ketinggian sekitar 5.350 kaki itu juga terdapat kasino nomor dua terbesar di Asia.

Namun aku menyampaikan kepada pemandu itu dan juga kepada pimpinan rombongan, bahwa aku ingin istirahat saja di kamar, sekaligus menyatakan bahwa aku juga hendak ke China Town setelah magrib untuk membeli ole-ole buat teman-teman di kantor sepulang dari Malaysia nantinya. Akhirnya mereka mengerti dan meninggalkan aku sendiri di kamar.

Sepeninggalan teman-teman yang telah pergi shopping ke KLCC, untuk menghilangkan jenuh aku lalu menghidupkan VCD player yang ada di ruang tamu dengan memutar kepingan VCD "Tourism Malaysia" yang diberikan pihak penyelenggara seminar di The Puteri Pan Pasific Hotel di Johor Baru, beberapa hari lalu, sambil tidur-tiduran di atas sofa yang cukup lebar dan empuk. Mungkin karena capek setelah seharian mutar-mutar di Putrajaya, tak terasa aku tertidur dan baru terbangun ketika bell di kamarku berbunyi. Aku melihat jam, ternyata sudah pukul 18.45. Siapa pula yang datang? Teman-teman kembali nanti paling juga subuh karena memang ada diantara mereka yang ingin berjudi di Genting.

Dengan bermalas-malasan dan setelah merapikan baju kaos yang aku pakai, aku buka juga pintu kamarku. Sesaat aku terkaget dan seperti tidak percaya melihat orang yang berdiri di hadapanku.

"Iza..?" hanya itu yang bisa aku ucapkan sambil mengucek-ucek kelopak mataku.
"Kamu jahat. Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu datang ke Malaysia? Bahkan ketika kamu sudah berada di Kuala Lumpur pun, kamu masih tetap tidak meneleponku," cewek itu berceloteh terus sambil mendorong tubuhku ke dalam dengan tangan memukul dadaku.

"Aku bukannya sengaja untuk tidak meneleponmu. Tapi sungguh, nomor telepon kamu hilang ketika aku mengganti kartu halloku dengan navigator 64kb yang dikeluarkan Telkomsel. Aku ganti kartu, karena aku ingin mengaktifkan mobile banking, sementara memori untuk menyimpang nomor telepon di kartu baru itu tidak cukup untuk 250 nama seperti pada kartu lama. Aku baru tahu nomor kamu tidak ada di kartuku, setelah mau menelpon kamu ketika hendak berangkat ke Malaysia seminggu lalu," ujarku menerangkan, sambil membelai rambutnya yang direbonding.

Oh ya, Iza adalah pacarku orang Malaysia dan kini berusia sekitar 23 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta cukup besar di negara jiran itu, yang ku kenal ketika dalam perjalanan dengan pesawat Silk Air menuju kota "P" dari Singapore tahun 2000 lalu. Dan selama di kota "P" aku selalu menemaninya kemana pergi, dan bahkan sempat beberapa kali tidur bersama. Iza yang bertubuh seksi dan sintal dengan tinggi sekitar 168 cm berkulit putih dan mirip artis Eddies Adellia. Pinggangnya ramping, pinggul padat berisi dan payudara yang montok serta padat dengan ukuran bra 36B. Dan setiap aku ke Malaysia atau dia ke kotaku, pastilah tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua untuk bercinta.

Ketika aku tanyakan dari mana dia tahu kalau aku sedang di Kuala Lumpur dan menginap di PNB Darby Park, ia menyatakan tahu dari teman-temanku. Waktu dia sedang duduk-duduk di salah satu kafe di KLCC sepulang dari kerja, dan kebetulan melihat teman-temanku yang pakai kokarde "Mega FAM" bertuliskan dari kota "P", dan menguping teman-temanku bercerita, dan ia mendengar namaku ikut disebut-sebut. Waktu itu, feelingnya langsung mengatakan bahwa nama Sandy yang disebut-sebut itu pastilah aku, sehingga ia memberanikan diri bertanya pada salah seorang temanku, dimana aku berada, setelah sebelumnya ia menyatakan bahwa ia mengenal aku. Akhirnya teman-temanku mengatakan bahwa aku sedang istirahat di hotel, dan ketika ia datang ke hotel tempat aku menginap, ia tanyakan namaku dan receptions hotel lalu memberi nomor kamarku.

"Syukurlah kamu bisa menemukan aku. Kamu tahu kenapa aku tidak mau gabung dengan teman-teman ke Genting? Itu karena aku punya rencana untuk datang ke rumahmu malam ini," ujarku menjelaskan.
"Iya ke..," rajuknya dalam logat Malaysia.
"Sure..!" jawabku pasti, sambil merengkuh pundaknya sehingga ia berada dalam pelukanku.
"Aku sungguh merindukanmu, Iza," rayuku.
"Aku juga, makanya aku datang ke tempatmu," balasnya.
"Kamu mau menemaniku disini malam ini kan?" tanyaku.

Iza menganggukkan kepalanya. Namun ia menyatakan bahwa ia harus menelepon temannya satu apartemen bersebelahan kamar untuk memberitahu, untuk memberitahu jika ia tidak pulang malam ini.

Karena tidak tahan lagi menahan rasa rindu yang memuncak serta keinginan untuk mereguk kenikmatan tubuhnya yang sensual dan sudah hampir satu tahun tidak aku cicipi itu. Kulihat Iza yang baru saja menelepon temannya itu sedang asyik menikmati siaran TV3 sambil menyandarkan tubuhnya dengan santai di sofa yang berukuran cukup panjang dan lebar itu. Aku mendekat dan langsung mengecup keningnya. Ia menengadah, dan ciumanku terus merambat turun ke bibirnya yang sensual.
"Ah..," desahnya tertahan.

Ciumanku terus menjalar ke belakang telinganya dan terus ke lehernya yang jenjang. Sementara tanganku mulai menjalar mencari dua bukit kenyal yang montok dan selalu menantang itu. Kulihat ia mulai menggelinjang-gelinjang sambil merasakan nikmat permainan yang aku berikan.

Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai membuka baju kaos yang dipakainya, dan melanjutkan dengan membuka celana jeans ketat yang melekat di tubuhnya. Sehingga terlihat ia hanya menggunakan bra warna hitam yang serasi dengan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Sementara bibirku, tetap bermain di bibirnya yang ranum. Kemudian tangan kananku mulai mencari pengait bra yang dipakainya dan melepasnya.

Bibirku langsung beraksi mengulum puting susunya yang sudah mulai mengeras. Sekali-sekali aku gigit puting susunya yang berwarna coklat itu, sehingga ia terdengar mengerang. Sementara tangan kananku, terus merambat turun dan mulai memelorotkan celana dalamnya. Sesaat tanganku berhenti di gundukan daging di sela pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat dan tertata rapi.
"Honey, please..!" rengeknya sambil berusaha membuka kaos singlet yang kupakai.

Kemudian dengan rakusnya iapun mulai menjilati dan menghisap puting susuku yang ditumbuhi bulu-bulu. Aku tergelinjang, dan seketika nafsuku semakin memuncak. Ia semakin bergelora dan terus menjilati tubuhku hingga ke bawah. Karena terhalang celana pendek yang kupakai, iapun lalu memelorotkannya, sehingga aku menjadi telanjang bulat seperti dirinya. Penisku terlihat mengacung dengan gagahnya ke atas.
"Oh..," desahnya sambil menjilati seluruh batang penisku.

Tak cukup sampai disitu, ia lalu berusaha mengulum seluruh batang penisku. Namun karena tersekat di kerongkongannya, hanya sebagian saja yang bisa dikulum dan diisapnya, sehingga membuat aku kegelian dan semakin terangsang. Kemudian aku coba mengambil alih inisiatif dengan menarik tubuhnya ke atas serta menyandarkannya di sofa, dan kemudian aku mulai lagi menjilati dan menghisap puting payudaranya. Hisapanku lalu pindah ke bibir, ke telinga dan leher, sehingga membuatnya makin terangsang dengan hebat.

Ciuman lalu aku teruskan ke bawah, dan bermain-main sebentar di sekitar pusarnya. Kemudian bibirku terus merambat ke bawah, dan mendapatkan vaginanya yang berbulu lebat itu sudah mulai dibasahi cairan kental. Setelah kakinya aku angka dan bulu-bulu yang menutupi lubang vaginanya aku sibakkan, aku mulai menjilat clitorisnya dengan lidahku. Iza semakin menggelinjang menahan nikmat, sehingga setelah hampir lima menit lidahku bermain di lubang vaginanya, akhirnya aku lihat Iza berkelenjotan dan mengangkat tinggi pinggulnya dan terdengar teriakan tertahan.
"Oh, honey. Aku tak tahan lagi. Aku.. mau.. keluar..!' teriaknya.

Tak lama kemudian aku melihat cukup banyak cairan kental menyembur dari lubang vaginanya. Sementara aku lalu menghentikan jilatan untuk memberikannya kesempatan menikmati orgasmenya yang pertama itu. Kemudian, dengan rakus aku jilati semua cairan yang keluar dari vaginanya itu.

"Ah, honey. Apa yang aku impikan selama satu tahun ini untuk bercinta kembali denganmu, akhirnya menjadi kenyataan," katanya.
"Aku juga sayang, si kecil ini sudah lama berontak untuk bisa bersemayam di goa milikmu yang hangat itu," balasku sambil mencium mesra bibirnya.

Ciumanku itu dibalas Iza dengan hangat. Kembali permainan lidah yang luar biasa terjadi. Sementara tangan kananku sibuk meremas dengan lembut dua bukit kembarnya yang sangat menantang itu. Lalu perlahan dan tanpa melepaskan ciuman bibir, aku bopong Iza ke dalam kamar dengan tetap membiarkan kaca jendela tidak ditutup gorden, sehingga menambah nuansa tersendiri dalam permainan seks kami.

Baru saja Iza aku rebahkan di ranjang, tiba-tiba ia bangkit dan mendorongku hingga tertelentang. Ia terlihat ingin mengambil inisiatif menyerang dengan menciumi seluruh bagian tubuhku dengan ganasnya. Akibatnya, penis aku yang sejak tadi sudah mengeras itu, sudah tidak sabaran lagi untuk bisa menyeruak ke dalam lubang kenikmatan Iza. Pada saat Iza asyik melumat bibirku, secara diam-diam "si kecil" aku arahkan tepat di lubang vaginanya.
"Ah, terus sayang..," desahnya.

Sementara aku mengangkat pinggul agar penisku bisa masuk, Iza juga ikut membantu dengan menekan pinggulnya. Secara perlahan-lahan, penisku mulai dapat memasuki liang vagina Iza yang masih terasa sempit karena selalu dirawat dengan baik. Bless..! Semua batang penisku amblas masuk hingga dapat kurasakan menyentuh dasar vaginanya.
"Oh, terus honey. Enaakk..!" desahnya.

Karena aku merasakan goyangnya mulai mengendur karena lelah berada di atas, akhirnya aku mengambil inisiatif membalikkan tubuhnya hingga telentang, dengan penisku tetap berada di dalam vaginanya. Secara perlahan, aku mulai menggoyang pinggul untuk memaju mundurkan penisku di vaginanya, sementara lidahku tetap saling kait mengait dengan lidahnya. Kemudian lidahku merambat turun ke dadanya dan menghisap puting susunya yang mengeras, sementara aku tetap mempertahankan intensitas goyangan di pinggulku. Akibatnya, Iza terlihat sudah tidak bisa menahan seranganku, karena aku rasakan pinggulnya mulai diangkat dan kakinya mengejang.

"Oh, honey. Aku tak tahan lagi dan mau.. ke.. luar..'" erangnya.
"Tahan dulu sayang, kita keluarkan sama-sama," ujarku tertahan.

Aku akhirnya aku tidak bisa menahan desakan di pangkal penisku yang terasa menghentak-hentak hendak menghantam vagina Iza. Dan dalam hitungan detik, akhirnya aku muntahkan seluruh sperma yang ada di penisku, sementara Iza juga kurasakan mengeluarkan lendir di vaginanya yang terasa hangat oleh batang penisku.

"Oh, aku benar-benar puas Sandy. Aku ingin kamu masih di KL agak beberapa hari lagi," ujarnya sambil mengecup bibirku mesra.
"Bagaimana ya, tiketku tak bisa diundur karena sudah diprogram oleh penyelenggara Mega FAM. Aku harus pulang ke Indonesia pagi besok," jawabku hati-hati.
"Pokoknya serahkan saja tiket itu padaku, aku yang akan mengaturnya. Kalaupun tiket pesawatmu tidak bisa di undur, biarkan saja, nanti aku ganti dengan tiket baru untuk kembali ke Indonesia hari Kamis tanggal 29 Januari," katanya sambil mengelus dadaku yang sedikit berbulu. Aku menyatakan setuju, sehingga kulihat ia tersenyum karena merasa senang.

Dan menjelang pagi, kami sempat melakukan "pertarungan" sengit itu hingga empat kali, sehingga aku lihat Iza benar-benar terpuaskan oleh permainanku yang katanya sangat dahsyat itu. Ia juga berjanji untuk minta izin kepada atasannya selama 3 hari untuk menemaniku selama berada di Kuala Lumpur, sekaligus untuk melampiaskan nafsu syahwatnya yang juga sangat dahsyat itu.

Iza kembali ke apartemennya sekitar jam 04.30 untuk bersiap-siap pergi kerja, dan sekitar pukul 05.30 aku dibangunkan teman-teman untuk bersiap-siap menuju KLIA untuk seterusnya kembali ke kotaku. Namun kepada teman-teman aku sampaikan, bahwa aku masih akan tinggal di Kuala Lumpur hingga tanggal 29 Januari, karena ada sedikit urusan. Tentang tiket pesawatku yang tidak bisa diundur keberangkatannya, aku katakan sudah ada yang mengaturnya, sehingga teman-temanku dapat memahaminya.

*****

Salam manis untuk Marwah dan juga Sella, semoga puas membaca kisah cintaku dengan cewek Malaysia. Pesanku, "don't wait until tomorrow, what can you do to do".

Tamat

tak kusangka - 2 (Cerita Dewasa)

tak kusangka - 1 (Cerita Dewasa) - Kemudian Bagus mencium bibir kakakku sambil kedua tangannya memegang pipinya sementara jari-jarinya menggelitik bagian belakang telinga kakakku. Menyaksikan kakakku pasrah bibirnya dilumat oleh Bagus seketika membuatku terpana. Kurasakan batang kemaluanku menegang menyaksikan itu. Setelah beberapa saat menikmati bibir kakakku, kepala Bagus bergerak turun mencium leher kakakku.


Kemudian kedua tangan Bagus meraih payudara kakakku dan meraba-rabanya serta meremas-remas dengan lembut. Sambil meremas-remas, bibirnya menikmati bibir kakakku. Kakakku pun membalas ciumannya dengan penuh gairah. Karena terdorong oleh gerakan tubuh Bagus ke depan, kakakku jatuh tertidur di ranjangnya. Di atasnya Bagus makin bernafsu menciumi bibir kakakku sementara tangannya masih sibuk meremas-remas susunya. Setelah itu Bagus menindih tubuh kakakku dan menciumi lehernya. Kakakku mengerang-erang penuh gairah.

Beberapa saat kemudian ia membuka satu persatu kancing baju kakakku dari atas ke bawah kemudian disibakkannya piyama tidur yang dikenakan kakakku. Terlihatlah gunung kembarnya yang masih tertutup oleh BH berwarna biru dan bergerak naik turun karena nafasnya tidak teratur. Bagus semakin bernafsu saja, direngkuhnya payudara kakakku dan diciuminya. Sambil menciumi payudaranya, tangan kanan Bagus turun ke bawah menyibak rok kakakku. Tampaklah pahanya yang putih mulus serta celana dalamnya yang juga berwarna biru. Tangan Bagus segera meraba paha kakakku, memainkan jari-jarinya di pangkal pahanya. Setelah itu mulai meraba-raba bagian tengahnya. Jarinya digesek-gesekkan di antara kedua pahanya membuat kakakku mendesah-desah. Makin cepat digesek-gesekkan makin keras suara kakakku. Sampai-sampai celana dalam kakakku mulai basah.

Kemudian Bagus membangunkan kakakku. Dalam posisi terduduk bagus melepas piyama dan roknya. Setelah itu Bagus juga membuka kaosnya sendiri dan melepas celana jeans-nya. Tampak sebagian batang kemaluannya menyembul keluar dari celana dalamnya. Tidak puas sampai di situ, tangan Bagus menggerayangi punggung kakakku untuk melepaskan pengait BH-nya. Dengan agak bernafsu, Bagus melepas BH dari tubuh kakakku dan melemparkannya ke lantai. Sejenak ia memandangi payudara kakakku, menikmati keindahannya. Aku pun jadi ikut terpana menyaksikan keindahannya. Payudaranya tampak putih mulus padat berisi dan masih kencang. Putingnya berwarna merah muda berdiri dengan tegaknya. Setelah itu kedua tangannya menggerayangi payudara kakakku dan meremas-remasnya. Jari-jarinya terutama ibu jarinya menggerak-gerakkan dan memencet-mencet kedua puting susu kakakku seperti mainan saja. Kakakku bukannya marah malah membuat tubuhnya menggelinjang dan mendesah-desah tak karuan menikmati permainan tangan Bagus. Kemudian Bagus mulai menciumi payudara kakakku. Kedua puting susu yang berwarna merah muda itu dihisap-hisap bergantian kiri kanan dan ujung lidahnya menjilatinya. Kakakku makin pasrah saja. Sambil melakukan itu, Bagus menggesek-gesekkan tangannya ke celana dalam kakakku membuat kakakku jadi "basah kuyup" sehingga bulu kemaluannya yang hitam jadi tercetak pada celana dalamnya.

Setelah itu Bagus menggesek-gesekkan batang kemaluannya di celana dalam kakakku. Kemudian Bagus melepas celana dalam kakakku, sehingga ia dalam keadaan telanjang bulat. Tampak bulu kemaluannya yang cukup lebat. Bagus membuka lebar-lebar kedua pahanya sehingga ia dapat melihat liang vaginanya. Aku pun juga dapat melihatnya walaupun arahnya kurang pas. Kemudian jemarinya mulai bermain-main di sekitar vaginanya. Saat Bagus melakukan itu, kakakku tidak melawan sedikit pun. Tampaknya ia sudah pasrah dan benar-benar terangsang sehingga jadi lupa diri. Sambil melakukan itu, tangannya yang satu memegang-megang bagian payudara.

Pandanganku agak berkunang-kunang menyaksikan kakakku dijadikan mainan seperti itu. Aku sama sekali tidak menyangka, kukira kakakku cewek alim yang masih suci ternyata kok mau digituin sama Bagus. Namun entah kenapa aku jadi seperti tersihir melihatnya. Lagipula kakakku tampak sangat menikmatinya. Apa yang sering kubayangkan selama ini ternyata menjadi kenyataan. Setelah itu Bagus menanggalkan celana dalamnya sendiri. Penisnya yang berwarna hitam telah berdiri tegak. Penisnya telah disunat dan ukurannya jauh lebih besar dari punyaku. Bagus segera menindih tubuh kakakku yang telentang dengan kedua paha terbuka lebar.

Mereka berpelukan telanjang bulat sementara baju mereka berserakan di lantai. Penis Bagus menempel pada bulu kemaluan kakakku dan dadanya menindih payudara kakakku. Bagus menciumi lehernya sementara dadanya menindih dada kakakku. Saat itu Bagus pasti terangsang hebat karena ia dapat merasakan kedua puting kakakku yang mengeras di dadanya. Lalu ciumannya turun ke bawah untuk menjilat-jilat dan menghisap-hisap payudaranya. Aku sampai dapat mendengar kecupan-kecupan Bagus di daerah sekitar payudara kakakku. Mereka berdua bergumul dengan asyiknya. Kakakku pun tak kalah ganasnya dengan Bagus. Tangannya ikut memegang dan mengocok penis Bagus. Dadanya didekatkan ke penis Bagus kemudian Bagus menggesek-gesek penisnya di antara payudara kakakku. Kemudian kakakku menempelkan dan menggesekkan payudaranya ke tubuh Bagus. Kadang ia juga menciumi dada Bagus. Tubuh kakakku yang putih mulus tampak kontras dengan tubuh Bagus yang hitam legam namun dengan asyiknya mereka bergumul di ranjang.

Setelah cukup lama melakukan foreplay, Bagus mulai mengambil "ancang-ancang". Kedua kaki kakakku dibukanya lebar-lebar sementara ujung penisnya didekatkan di lubang vagina kakakku. Posisi tubuhnya condong ke depan. Kemudian Bagus memajukan badannya ke depan untuk mendorong penisnya memasuki vagina kakakku. Kakakku menjerit saat vaginanya ditembus oleh penis Bagus. Tampak sebagian penis Bagus telah memasuki vagina kakakku. Kemudian Bagus memasukkan penisnya lebih dalam lagi sampai akhirnya penisnya masuk seluruhnya ke dalam vagina kakakku. Jantungku berdetak dengan keras menyaksikan itu. Seketika aku berpikir bahwa kakakku pasti sudah tidak perawan lagi. Paling tidak saat itu Bagus telah menikmatinya. Kemudian Bagus mengeluarkan dan memasukkan penisnya lagi berulang-ulang, mengocok tubuh kakakku. Kocokan Bagus itu tampak membuat tubuh kakakku berguncang dengan hebatnya bahkan membuat buah dadanya bergerak vertikal dan berputar-putar. Sementara kakakku mendesah-desah dibuatnya. Belum pernah aku melihatnya seperti itu. Mendengar desahan kakakku dan menyaksikan buah dada kakakku yang berguncang-guncang itu, Bagus jadi makin nafsu saja. Sambil menyetubuhi kakakku, direngkuhnya buah dadanya, diremas-remas, bahkan diemut-emut putingnya. Menyaksikan hal itu, aku jadi ikut terangsang juga sehingga aku mulai memainkan penisku sendiri.

Kemudian Bagus melepaskan dirinya dari tubuh kakakku. Ternyata mereka mengubah posisi. Kakakku membalikkan badan dan menungging lalu ia membelakanginya. Lalu Bagus kembali menyetubuhi kakak-ku dengan posisi doggy style. Kakakku kembali mendesah-desah saat dikocok seperti itu sementara wajah Bagus agak memerah. Sambil menyetubuhi, Bagus memegang-megang dan meremas-remas payudaranya. Walaupun kamar kakakku menggunakan AC namun tubuh mereka berdua terlihat basah oleh keringat.

Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini kakakku dalam posisi miring menghadap ke arahku, kaki kanannya diangkat ke atas pundak Bagus. Dalam posisi agak terduduk, Bagus kembali "memompa" kakakku menikmati kehangatan dan kenikmatan tubuh kakakku. Setelah itu giliran kakakku yang beraksi. Bagus tidur telentang dengan penisnya berdiri tegang. Lalu kakakku berada di atasnya perlahan-lahan memasukkan penis Bagus ke vaginanya kemudian menggerak-gerakkan tubuhnya naik turun sambil ia mengerang-erang. Bagus pun juga mengeluarkan suara erangan sambil tangannya kembali meremas-remas payudara kakakku.

Kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini mereka berdua berdiri di atas ranjang. Kemudian Bagus meraih tangan kakakku dan menggenggamkannya ke penisnya sendiri. Kakakku mengocok penis Bagus sementara Bagus mencium bibirnya. Lalu Bagus menyetubuhi kakakku dalam posisi berdiri. Selama ini belum pernah aku melihat posisi berdiri. Sambil menyaksikan aku terus melakukan onani. Kembali Bagus membaringkan kakakku di atas ranjang. Ia melipat kedua kaki kakakku dan menyilangkannya hampir 90 derajat saat ia menyetubuhi kembali kakakku. Kedua tangan kakakku memegang pundak Bagus, sementara kedua tangan Bagus memegangi paha kakakku. Pada saat itu kakakku mendesah-desah dan meracau tidak karuan. Rupanya ia sudah akan mencapai klimaksnya. Menyaksikan hal itu, Bagus sedikit mengubah posisinya. Mungkin tahu kalau kakakku cukup sensitif di bagian payudaranya, sambil menyetubuhi, Bagus mengulum puting susunya. Dan ia mengocok makin lama makin cepat membuat kakakku berteriak-teriak makin keras pula. Bagus malah mempercepat kocokannya.

Akhirnya kakakku benar-benar mengalami klimaksnya. Tak berapa lama setelah itu Bagus pun juga mengalami ejakulasi. Ia menumpahkan spermanya di dalam vagina kakakku. Pada saat mereka berdua telah selesai aku pun juga menumpahkan spermaku. Setelah itu mereka berdua terengah-engah di atas ranjang. Sambil mengelus-elus payudara kakakku, Bagus berkata bahwa kakakku benar-benar hebat. Sambil tersipu malu kakakku berkata bahwa ia juga hebat. Tak lama kemudian Bagus bangkit dan berkata kalau ia akan kembali bekerja takut nanti orang-orang curiga. Pada saat Bagus memakai pakaiannya ia memandangi kakakku yang juga lagi mengenakan pakaiannya. Setelah mengecup kakakku, Bagus keluar dari kamar dan kembali ke tempat kerjanya. Setelah itu kakakku mulai tidur siang.

Setelah aku selesai masturbasi, tinggal aku yang termangu-mangu menyaksikan peristiwa luar biasa itu. Aku bertanya-tanya apakah saat itu kakakku masih perawan? Rasanya sudah tidak, jawabku dalam hati, soalnya aku tidak melihat vaginanya mengeluarkan darah, juga dari gelagatnya rasanya mereka pernah melakukan sebelumnya. Kembali timbul pertanyaan dalam diriku, apakah Bagus yang pertama kali menikmati keperawanan kakakku? Ataukah mantan cowoknya? Atau bahkan Amat? Atau mungkin denganku di saat aku sedang tidur? Berapa kali kakakku pernah tidur dengan cowok? Atau sudah berapa banyak cowok yang pernah menidurinya? Atau mungkin ada salah satu di antara pembaca yang pernah berhubungan dengan kakakku? Berjuta-juta pertanyaan ada di benakku yang mana aku tidak tahu jawabannya. Mungkin malah aku tidak bakal pernah tahu jawabannya.

Barangkali lebih bijaksana kalau aku tidak perlu memikirkan itu semua. Lebih baik aku memulai petualanganku sendiri dengan cewek-cewek cantik dengan melakukan hal yang sama seperti yang Bagus lakukan terhadap kakakku. Syukur-syukur kalau aku dapat melakukannya dengan adik Bagus. Orangnya tak sebegitu cantik namun seksi sekali.

TAMAT

tak kusangka - 1 (Cerita Dewasa)

Cerita Dewasa - Sungguh aku tak pernah membayangkan sebelumnya untuk memergoki orang bercinta. Apalagi kalau orang itu adalah kakakku sendiri. Namun demikianlah yang terjadi. Tanpa sengaja aku melihat permainan ranjang antara kakakku dengan seorang mahasiswa yang magang di rumahku. Peristiwa yang tak terduga itu membuatku mula-mula shock namun secara tak terduga justru akhirnya aku menikmatinya sampai akhir.


Cerita Seks - Sekilas tentang diriku, aku adalah cowok berumur 19 tahun sementara kakakku 2 tahun lebih tua dariku. Orangnya cukup cantik serta bodinya cukup oke. Bra-nya berukuran 34B. Kulitnya putih mulus. Ia termasuk orang yang cukup cuek dalam menonjolkan ke-sexy-an tubuhnya apalagi kalau di rumah. Sejak awal aku memang mempunyai pikiran yang agak "miring" kepadanya dikarenakan dari tingkah lakunya. Namun ini hanya terpendam di dalam pikiranku saja. Tak pernah aku mempunyai niat untuk melakukan perbuatan yang lebih jauh kepadanya. Kuingat pertama kali ia memakai bra saat kelas 2 SMP. Sebelum itu pernah beberapa kali aku melihatnya telanjang, terakhir sampai ia kelas 1 SMP aku pernah melihatnya telanjang dada. Dadanya sudah agak menonjol namun saat itu aku masih tak punya pikiran apa-apa. Setelah ia memakai bra, justru aku menjadi penasaran ingin melihat payudaranya. Apalagi dadanya makin lama makin membesar sementara sejak ia memakai bra, ia tidak pernah telanjang di depanku lagi. Saking penasarannya aku suka melihat dan memegang-megang bra-nya (tentunya saat tidak dikenakan). Dari situ aku tahu ukurannya adalah 34B. Sejak itu aku ingin sekali melihat seperti apa payudaranya. Namun aku tidak mendapat kesempatan itu sampai suatu ketika saat ia kelas 3 SMU.

Malam menjelang tidur, ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengannya. Saat aku masuk ke kamarnya, aku agak kaget menyaksikan dadanya kelihatan bergerak-gerak cukup bebas. Kulihat ada BH yang tergeletak di ranjang. Jangan-jangan ia tidak memakai BH di balik bajunya, pikirku. Aku menjadi yakin saat kulihat ada dua tonjolan di dadanya yang menembus bajunya. Bajunya tidak terlalu tipis namun juga tidak cukup tebal untuk menyembunyikan kedua putingnya yang bergerak-gerak dengan bebasnya. Aku menjadi agak salah tingkah. Tanpa sadar kurasakan batang kemaluanku menjadi tegang menyaksikan hal itu. Sementara ia dengan cueknya berbicara denganku seolah-olah tidak ada apa-apa, membuatku beberapa kali mencuri-curi pandang ke arah dadanya. Saat ia membungkuk di depanku, tentunya tak kusia-siakan kesempatan untuk melihat dadanya yang indah dan mulus. Hanya sayangnya tak sampai kelihatan putingnya.

Kemudian ia mengatakan ingin mengambil tasnya di luar, buru-buru kutawarkan untuk mengambilkannya. Aku agak was-was ia keluar saat itu karena Amat, pembantuku sedang nonton TV di ruang tamu saat aku masuk ke sini. Jangan-jangan ia masih di sana. Kalau sampai Amat melihat kakakku seperti itu kan bisa berabe. Apalagi kalau ia sampai tidak bisa mengendalikan nafsunya, bisa fatal akibatnya.

Malam itu aku mimpi basah. Dalam mimpiku, kakakku mengambil tasnya. Sementara Amat menjadi bernafsu saat melihat payudara kakakku (dalam mimpiku, kakakku mengenakan baju transparan). Ia menatap terus memandangi kakakku yang sedang telanjang dengan penuh nafsu. Kemudian ia mendekati kakakku dan langsung menciumi bibirnya. Kakakku membalas ciumannya dengan penuh gairah. Kedua tangan Amat meraih payudara kakakku dan meremas-remasnya. Sampai disana akhirnya membuatku jadi "basah". Dan itu adalah mimpi basahku yang terhebat, spermaku yang keluar demikian banyaknya.

Paginya aku jadi bingung. Peristiwa yang tidak kuinginkan terjadi, ternyata secara bawah sadar membuatku jadi bergairah. Sejak itu, beberapa kali aku mencoba membayangkan kakakku bercinta dengan cowok (termasuk Amat) saat onani, terutama saat aku kehilangan ide. Ternyata hal itu membuat onaniku jauh lebih nikmat. Sampai akhirnya aku selalu membayangkan hal itu saat onani. Tentunya aku tidak berani menceritakan hal ini kepada siapapun. Juga aku sungguh tidak mengharapkan bayanganku itu betul-betul terjadi karena aku yakin kakakku masih perawan. Walaupun ia termasuk cukup berani dalam berpakaian namun ia bukan tipe cewek yang gampangan. Memang ia sudah punya cowok tapi aku percaya ia tidak pernah melakukan hal-hal yang di luar batas.

Kalaupun cowoknya datang ia selalu menemuinya di ruang tamu dan kakakku selalu berpakaian sopan. Seringkali malah kami bertiga berbincang-bincang bersama. Terlepas dari itu aku makin sering "membayangkan" kakakku. Apalagi saat pergi bersamanya, selalu banyak cowok yang menatap ke arahnya. Dari tatapannya dapat kubayangkan kalau mereka tergiur oleh kemolekan kakakku. Selain wajahnya yang cukup cantik dan bodinya yang aduhai, ia selalu mengenakan pakaian yang makin menunjukkan daya tariknya. Sementara kalau di rumah pakaian yang dikenakannya membuatnya jadi "hot". Ia suka sekali memakai kaus kutang tanpa lengan. Membuatnya makin tampak seksi saja, apalagi kalau sedang membungkuk. Kalau tidak gitu, ia memakai daster yang tipis. Saking tipisnya sampai kelihatan BH dan celana dalamnya. Sepertinya ia tidak peduli dan tidak merasa kalau aku sering meliriknya. Bahkan Amat pun kudapati seringkali mencuri-curi pandang menatap bagian dada atau pahanya yang putih mulus. Kadang aku ingin mengingatkan kakakku namun aku tidak tahu harus bagaimana bicaranya. Aku takut menyinggung perasaannya.

Suatu hari pernah kupergoki Amat melihat celana dalam kakakku. Saat itu kakakku sedang duduk membaca majalah. Sementara kakinya agak terbuka dan roknya agak pendek. Saat itu Amat sedang mengepel lantai kira-kira 3 meter di depannya. Tentu saja ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kuperhatikan tangannya berputar-putar mengepel lantai namun matanya memandang langsung ke arah celana dalam kakakku. Sementara posisiku di belakang Amat agak tersembunyi oleh lemari sehingga ia tidak tahu kalau aku ada di sana. Aku sendiri juga bisa melihat celana dalamnya. Membuatku bergairah apalagi saat melihat Amat menatap kakakku juga. Pandangan kakakku terhalang majalah yang ada di depannya sehingga ia tidak mengetahui kalau ada 2 orang cowok yang mengambil kesempatan dalam kesempitan menonton celana dalam dan kedua pahanya yang putih mulus itu. Tapi tak terjadi hal yang lebih jauh dari itu. Beberapa saat kemudian kakakku mengubah posisi duduknya dan Amat melanjutkan pekerjaannya.

Suatu malam saat Jakarta diguncang gempa, malah lebih gawat lagi. Saat itu aku dan kakakku buru-buru keluar kamar. Kemudian kami keluar ke taman belakang agar lebih aman. Saat itu Amat keluar juga dari kamarnya. Saat terkena sinar lampu, baru kusadari bahwa kakakku ternyata tidak memakai BH. Mungkin karena terburu-buru, ia lupa mengenakan BH-nya. Ia memakai kaus tanpa lengan warna hijau muda. Payudaranya bergerak-gerak dengan bebasnya. Sementara Jakarta diguncang gempa, di bagian dadanya juga terjadi "gempa lokal". Kedua putingnya nampak jelas sekali menonjol di balik kaosnya. Kira-kira seberapa besar payudaranya terlihat cukup jelas di balik kaosnya. Aku yakin saat itu Amat pasti juga terangsang melihat kakakku. Rasanya hampir pasti kalau setelah itu ia melakukan masturbasi di kamarnya sama sepertiku. Untungnya Amat orangnya pasif dan agak penakut jadi ia tidak berani melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki.

Beberapa saat setelah itu, Amat berhenti kerja dan pulang kampung. Sebagai gantinya pembantu perempuan, umurnya kira-kira 30-an, namanya Minah. Perlu diketahui, orang tuaku cerai sejak aku masih kecil. Kami ikut Papa, tapi sejak beberapa tahun terakhir Papa pulang seminggu sekali saja. Ia sibuk dengan pekerjaannya di daerah. Dengan tidak adanya Amat, kakakku makin cuek dalam berpakaian. Sekarang ia jadi sering tidak memakai BH saat di rumah. Membuatku jadi semakin gregetan saja dan membuat frekuensi onaniku meningkat. Kadang timbul niat untuk mengintip kamarnya melalui jendela kamarnya namun aku selalu membatalkan niatku ini. Pernah satu kali saat aku tidak mengetok kamarnya, punggungnya sedang dipijit oleh Minah. Ia tidur telungkup cuma mengenakan celana dalam saja.

Belakangan garasi rumahku dipakai oleh pamanku untuk membuka bengkel mesin. Ada tiga orang montir plus satu orang cewek bagian administrasi, namanya Neny. Pamanku tak bisa setiap hari mengontrol jadi ia menggunakan tenaga seorang mahasiswa teknik mesin yang magang sebagai supervisor mereka. Namanya Bagus. Orangnya hitam dan tinggi besar. Wajahnya brewok namun selalu dicukurnya. Ia dua tahun lebih tua dari kakakku. Dengan adanya beberapa orang di rumahku, kuperhatikan kakakku kembali selalu mengenakan bra. Namun kalau aku ke kamarnya beberapa kali kudapati ia tidak memakai bra. Sementara itu setahuku Bagus dan kakakku kadang suka berbicara tapi tak pernah terpikir olehku ada hubungan yang lebih dari itu. Sampai suatu ketika..

Hari itu seperti biasanya pada hari Jumat aku ada kegiatan ekstra sampai sore. Tetapi hari itu gurunya tidak masuk sehingga aku pulang cepat. Saat itu kulihat lampu di kamar kakakku menyala, berarti ia ada di dalam, pikirku. Setelah selesai mandi dan melewati kamar kakakku aku mendengar rasanya kakakku sedang berbicara dan sepertinya ada orang lain di dalamnya. Aku bertanya-tanya di dalam hati. Jangan-jangan cowoknya ada di dalam kamar, pikirku. Setahuku ia telah putus dengan cowoknya beberapa bulan lalu. Mungkin telah baikan kembali. Atau mungkin juga hanya perasaanku saja, sebenarnya ia sedang menelepon. Semula aku ingin mengetuk kamarnya. Namun akhirnya kuputuskan untuk mengintip dari jendela yang ada di taman samping dengan memakai tangga. Astaga! Betapa terkejutnya aku saat kulihat di dalam kamar ternyata kakakku berduaan dengan Bagus. Bagus sedang memeluk kakakku yang duduk berdempetan dengannya seperti layaknya dua sejoli yang sedang berpacaran. Seolah tak percaya aku melihatnya. Tak kusangka kalau kakakku mau berhubungan dengan cowok seperti Bagus. Padahal kakakku dan Bagus sangat kontras perbedaannya dalam segala hal.

Bersambung ......